Limbah adalah salah satu masalah penting yang masyarakat hadapi di berbagai wilayah. Masalah ini timbul karena aktivitas di berbagai sektor, terutama sektor industri. Volume limbah pun akan semakin bertambah apabila tidak ditangani sesegera mungkin. Namun, Anda bisa mencoba menerapkan trickling filter sebagai solusi untuk limbah cair.
Pengolahan limbah cair sendiri bertujuan untuk membersihkan zat-zat organik berbahaya agar berubah menjadi tidak berbahaya. Pasalnya, penanganan limbah cair yang salah bisa mengganggu kesehatan manusia dan lingkungan di sekitarnya.
Apa Itu Trickling Filter?
Proses pengolahan limbah cair secara biologis dapat dilakukan melalui tiga jenis, yakni proses biomassa tersuspensi, biomassa melekat, dan lagoon atau kolam. Adapun trickling filter atau penyaringan tetesan dan Rotating Biological Contactor (RBC) adalah proses pengolahan limbah cair melalui biomassa melekat.
Nah, penyaringan tetesan merupakan proses pengolahan dengan cara menyebarkan air limbah ke dalam suatu tumpukan atau unggun media. Tumpukan ini terdiri atas bahan batu pecah, bahan keramik, sisa tanur, medium dari bahan plastik, dan lain sebagainya.
Proses pengolahan limbah melalui metode ini akan diawali dengan adanya lapisan biologi (biofilm) seperti lendir pada permukaan medium. Selanjutnya, lapisan lendir akan kontak secara langsung dengan air limbah.
Sementara lendir itu sendiri akan menguraikan senyawa polutan yang ada di dalam air limbah. Sehingga, zat-zat organik yang berbahaya dapat diuraikan dengan lebih baik. Secara keseluruhan, proses penyaringan tetesan ini memungkinkan mikroorganisme untuk berkembangbiak dan menempel pada permukaan media penyangga.
Komponen Media Trickling Filter
Alat pengolahan limbah ini mempunyai desain khusus sehingga tidak mudah tersumbat saat digunakan. Adapun beberapa komponen penting yang mendukung sistem pengolahan limbah cair ini agar berjalan efektif.
A. Bak Pengendap Awal
Bak pengendap awal atau tangki pengendapan primer pada trickling filter merupakan wadah yang menampung air limbah pada tahap preliminary. Air limbah ini masih berisi zat beracun dan kontaminan lainnya. Tangki pengendapan akan terhubung langsung dengan perangkat yang dapat mengalirkan limbah ke atas media filter air limbah.
Limbah cair akan mengalami pengendapan pertama dan meninggalkan partikel besar dan kasar di bagian bawah tangki. Selanjutnya, limbah hanya mengandung partikel yang lebih halus. Limbah kemudian akan masuk ke dalam perangkat dosis yang mampu membagi ukuran limbah sesuai dengan pipa yang ada di atas media filter.
B. Mesin Trickling Filter
Apabila limbah sudah terbagi dalam dosis tertentu melalui perangkat sebelumnya, limbah akan diteteskan di atas media penyaring. Debit air limbah yang melalui komponen ini secara umum lebih kecil daripada volume tangki pengendapan awal.
Pada tangki mesin juga terdapat media berukuran sama dengan jumlah ribuan. Media penyaring yang digunakan dapat berupa bebatuan, plastik, ataupun jenis kayu. Selain itu, media tersebut tersusun dengan kedalaman sekitar 0,8 meter sampai 2,5 meter. Pemilihan ukuran filter multimedia dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Lalu, terdapat pula mikroorganisme pengurai yang akan mengurangi jumlah BOD/COD limbah pada permukaan media. Proses penguraian dapat terjadi ketika zat pencemar dan kontaminan dalam limbah bersentuhan langsung dengan mikroorganisme pengurai.
C. Bak Pengendap Akhir
Pada komponen bak pengendap akhir terdapat limbah cair yang berhasil teruraikan. Komponen ini dapat Anda sebut sebagai tangki sedimentasi terakhir. Pada bagian ini, limbah akan melalui proses pengendapan terakhir. Sementara industrial waste dapat dialirkan ke tempat lain tanpa menyebabkan kerusakan pada lingkungan sekitar.
Keuntungan Trickling Filter untuk Pengolahan Limbah Cair
Terdapat beberapa keuntungan yang bisa Anda dapatkan ketika memakai metode penyaringan tetesan, berikut uraiannya.
1. Perawatan yang Mudah
Proses penting yang harus Anda perhatikan selama mengolah limbah cair menggunakan trickling filter terdapat pada pembiakan mikroba. Kemudian, Anda harus menjaga media agar tetap basah dan berada di kondisi aerob. Apabila Anda melakukan kesalahan, maka kondisi biofilm bisa rusak dan perlu adanya aklimatisasi ulang.
Karena itu, metode ini membutuhkan perawatan atau penggantian secara teratur. Kelebihannya proses perawatan tersebut tidak rumit untuk Anda lakukan dan tidak membutuhkan banyak energi.
2. Sistem Sederhana
Metode penyaringan tetesan termasuk jenis biofilter dengan sistem lebih sederhana daripada metode penyaringan lainnya. Prinsip utama yang ada di sistem ini adalah sedimentasi dan pemecahan zat yang ada di dalam limbah cair. Sistem penyaringan ini juga memiliki tahap resirkulasi sehingga lebih unggul daripada metode lainnya.
3. Biaya Relatif Terjangkau
Proses pengolahan limbah cair tentu membutuhkan biaya yang cukup besar. Terlebih apabila Anda melakukannya untuk skala besar. Namun, ini tidak berlaku apabila Anda menggunakan metode trickling filter.
Anda tidak perlu mengeluarkan biaya ekstra untuk membangun sistem penampungan media penyaringan dan perangkat pengaliran limbah. Selain itu, Anda bisa menggunakan plastik sebagai media filter. Sebab, plastik biasanya memiliki harga yang relatif lebih murah daripada media kayu ataupun batu.
Tertarik Gunakan Trickling Filter untuk Mengolah Limbah Cair?
Pengolahan limbah cair yang tepat penting untuk dilakukan demi menghindari potensi bahaya bagi manusia dan lingkungan di sekitarnya. Karena itu, metode bisa trickling filter bisa menjadi salah satu pilihan terbaik. Di mana pada proses pengolahan limbah sekunder, sistem menggunakan mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik.
Apakah Anda ingin menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah berbasis penyaringan tetesan untuk mengelola limbah industri? PT Tanindo Anugerah Nusantara memiliki solusi dalam hal ini.
Anda bisa langsung berkonsultasi untuk menemukan sistem pengolahan limbah cair yang tepat dan sesuai dengan regulasi lingkungan. Hubungi kontak Tanindo sekarang untuk berdiskusi dengan salah satu rim profesional Tanindo dan dapatkan informasi penting lainnya.