Dampak Limbah Farmasi terhadap Masyarakat dan Lingkungan

Limbah farmasi merupakan salah satu masalah lingkungan yang semakin mendapat perhatian serius di berbagai belahan dunia. Jenis limbah ini mencakup obat-obatan yang kadaluarsa, sisa-sisa obat yang tidak terpakai, serta produk-produk farmasi yang dibuang secara tidak tepat.

Dampak negatif dari limbah farmasi terhadap masyarakat dan lingkungan tidak bisa diabaikan. Selain berpotensi mencemari sumber air dan tanah, limbah farmasi juga dapat membahayakan kesehatan manusia dan ekosistem. Pengelolaan yang kurang tepat dapat menyebabkan akumulasi zat berbahaya di lingkungan, merusak flora dan fauna serta memicu masalah kesehatan serius bagi masyarakat.

Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana limbah farmasi mempengaruhi kita dan apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak buruknya.

Apa Itu Limbah Farmasi?

Limbah farmasi merupakan limbah yang berasal dari produk obat-obatan atau farmasi yang sudah tidak dapat dikonsumsi atau digunakan karena beberapa alasan seperti kedaluwarsa, batch yang tidak memenuhi spesifikasi, telah terkontaminasi, dibuang atau dikembalikan masyarakat, atau obat-obatan yang tidak lagi diperlukan.  

Selain berasal dari produk yang sudah dibuat atau akan dibuat sebagai obat, sisa bahan kimia berbahaya dan sampah yang terkontaminasi produk farmasi termasuk dalam limbah farmasi.

Perlu Anda ketahui bahwa limbah tersebut tergolong dalam limbah medis B3. Limbah medis B3 memiliki kandungan bahan yang berbahaya untuk makhluk hidup maupun lingkungan.

Penghasil Limbah Farmasi

Limbah farmasi berasal dari berbagai macam sumber, mulai dari pabrik obat, fasilitas kesehatan masyarakat, hingga kedokteran hewan. Berikut beberapa tempat yang menjadi sumber limbah dalam jumlah yang besar: 

1. Pabrik Obat/Farmasi

Sesuai dengan namanya, pabrik yang satu ini tentu menghasilkan limbah berupa limbah obat atau farmasi. Beberapa limbah yang dihasilkan dari pabrik farmasi di antaranya limbah fisik yang berupa produk tidak terpakai, wadah bahan kimia yang telah terkontaminasi, hingga kain pel atau lap untuk membersihkan peralatan. 

Pabrik farmasi tidak dapat membuang limbahnya begitu saja. Walaupun hanya berupa benda yang telah terkontaminasi, tetapi bahan kimia yang menempel masih dapat meresap ke dalam tanah dan air tanah, sehingga menimbulkan potensi pencemaran air dan membahayakan lingkungan.

2. Institusi Pelayanan Kesehatan dan Fasilitas Pelayanan Lanjutan 

Fasilitas kesehatan sudah jelas setiap harinya menggunakan produk-produk farmasi. Beberapa produk ini nantinya akan berubah menjadi limbah rumah sakit, entah karena obat-obatan telah kedaluwarsa, adanya jarum suntik bekas, botol obat yang telah digunakan, dan limbah lain yang telah terkontaminasi bahan kimia.

Sama halnya seperti pabrik farmasi, institusi pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan lanjutan tidak dapat membuang limbah farmasi begitu saja ke tempat sampah atau ke saluran pembuangan karena dapat menimbulkan risiko bahaya yang signifikan terhadap kesehatan lingkungan. 

3. Produsen Produk Perawatan Tubuh 

Sama seperti pabrik farmasi, pabrik yang memproduksi produk perawatan tubuh seperti skincare, kosmetik, dan lain sebagainya juga menghasilkan limbah yang membutuhkan penanganan khusus. 

Perlu Anda ketahui bahwa selama pembuatan produk perawatan tubuh ini meninggalkan kontaminasi pada wadah produk. Wadah bekas bahan kimia, produk yang sudah tidak terpakai, serta residu dari bahan kimia yang tertinggal pada alat produksi perlu perlakuan khusus ketika membuangnya atau membersihkannya. 

4. Pet Shop, Rumah Sakit Hewan, atau Klinik Hewan

Sama seperti faskes (fasilitas kesehatan) untuk manusia, fasilitas kesehatan untuk hewan juga menggunakan produk farmasi dalam jumlah yang tidak sedikit. 

Perlu Anda ketahui bahwa klinik dokter hewan bahkan menyediakan produk farmasi yang lebih besar dibandingkan dengan klinik pada umumnya. Hal ini disebabkan antara hewan satu dengan hewan lain tidak selamanya diberikan obat yang sama walau memiliki keluhan yang sama. 

Sama seperti faskes untuk manusia, faskes untuk hewan juga diminta untuk mampu mengolah limbah farmasinya secara tepat dan bertanggung jawab untuk menjaga kesehatan lingkungan. 

Apabila faskes hewan tidak mampu mengelola instalasi pengolahan limbah sendiri, dapat juga menggunakan jasa IPAL terpercaya untuk pengelolaan limbah cair. 

Dampak Limbah Farmasi yang Tak Dikelola dengan Baik

Limbah farmasi yang salah dalam pengolahannya dapat menimbulkan kerugian bagi makhluk hidup dan lingkungan, berikut beberapa bahayanya:

A. Menimbulkan Pencemaran Lingkungan 

Limbah yang tidak dikelola secara benar akan menimbulkan pencemaran lingkungan, seperti pencemaran air, tanah, dan udara. Hal ini berlaku pada limbah farmasi yang tidak dikelola dengan baik karena memiliki kandungan xenobiotic beracun yang dapat mencemari lingkungan perairan.

Selain itu, limbah ini juga menyebabkan perubahan pada biomarker (respons biologis dari suatu organisme pada bahan pencemar), kerusakan genetik, dan sistemik hewan pengerat seperti tikus.

Perusahaan atau pabrik farmasi yang tidak mengolah limbahnya dengan benar akan mendapatkan sanksi berupa konsekuensi hukum atau denda karena telah merusak lingkungan. 

B. Kesehatan Masyarakat Menjadi Terancam 

Limbah infeksius yang berasal dari industri farmasi dapat menjadi sumber penyebaran penyakit apabila tidak diolah dengan semestinya.

Contoh penyebaran penyakit yang diakibatkan oleh industri ini di antaranya resistensi antimikroba (AMR), wabah menular, penyakit tidak menular kronis (kanker, diabetes, penyakit pernapasan), dan lain sebagainya.   

C. Penjualan Obat Kualitas Rendah dan Murah Makin Merebak

Obat-obatan yang dibuang begitu saja tanpa adanya pengolahan khusus terlebih dahulu dapat diperjual belikan kembali oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Sedangkan obat-obatan tersebut harus dibuang karena kedaluwarsa, rusak, atau sudah terkontaminasi dengan zat kimia lainnya. 

Akibatnya, semakin banyak obat-obatan yang beredar, maka semakin murah pula harga obat-obatan yang ada di pasaran tanpa memperdulikan kualitas produk yang akan dikonsumsi masyarakat luas.

D. Kepercayaan Masyarakat terhadap Industri Farmasi Menurun 

Banyaknya kasus obat-obatan kadaluarsa yang beredar mampu menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap industri farmasi. 

Belum lagi obat-obatan yang dibandrol harga murah karena obat sudah mendekati kadaluarsa atau produksi obat yang membludak oleh oknum tidak bertanggung jawab membuat kepercayaan masyarakat menurun dan memilih membeli pengobatan alternatif lainnya.

Cara Mengolah Limbah Farmasi yang Benar

Pada umumnya, limbah farmasi sebelum dibuang harus diolah terlebih dahulu untuk meminimalisir racun yang nantinya akan mencemari lingkungan. Berikut cara mengolah limbah yang benar.

1. Pengolahan Enkapsulasi 

Enkapsulasi merupakan teknik mengolah limbah obat-obatan dengan memasukkan obat-obatan ke dalam tong lalu mengisinya dengan campuran kapur, semen, dan air saat tong telah 75% terisi. Setelah itu, tong besi ditutup dengan cara disegel. 

Tong besi yang telah ditutup dan disegel itu dimasukkan pada dasar lubang pembuangan dan kemudian ditutup menggunakan limbah padat rumah tangga. 

2. Pengolahan Insinerasi 

Insinerasi merupakan teknik mengolah limbah dengan cara membakarnya. Pengolahan insinerasi ini prosesnya murah dan abu atau sisa pengolahan limbah dapat digunakan untuk menimbun tanah yang sudah terbebas dari zat yang berbahaya.

Pengolahan Limbah Farmasi Benar, Lingkungan Tidak Tercemar

Pengelolaan limbah medis yang benar memberikan dampak yang baik untuk lingkungan. Utamanya lingkungan akan terhindar dari pencemaran air mengingat obat-obatan sangatlah mudah larut dalam air yang dapat masuk ke dalam tanah atau hanyut di sungai atau perairan.

Salah satu pihak yang paling dirugikan apabila terjadi pencemaran air tanah ialah para produsen air minum. Tidak heran jika tiap pabrik air minum selalu berusaha menjaga kualitas produknya. 

Apabila Anda ingin membangun pabrik air minum, Anda dapat menggunakan jasa PT. Tanindo Anugerah Nusantara yang sudah berpengalaman selama bertahun-tahun.

Tanindo merupakan sebuah perusahaan jasa Water treatment Indonesia yang bergerak di bidang pengolahan air bersih, air minum, dan air limbah, yang didukung oleh tenaga yang profesional dibidangnya.

Tanindo juga dapat bertindak sebagai konsultan maupun kontraktor untuk banyak perusahaan air minum dalam kemasan ataupun isi ulang di berbagai wilayah Indonesia yang berupa pembuatan sistem air minum karyawan untuk pabrik-pabrik dengan jumlah karyawan skala menengah hingga padat karya (> 2000 karyawan).

Tunggu apa lagi? hubungi kontak Tanindo sekarang dan berdiskusi dengan salah satu tim Tanindo untuk mendapatkan informasi penting lainnya.