Contoh Limbah Pertambangan dan Bahayanya Bagi Lingkungan

Sudah menjadi rahasia umum kalau industri pertambangan memberi kontribusi penting untuk pasokan sumber daya mineral. Tetapi, tidak memungkiri bahwa pertambangan juga menghasilkan berbagai contoh limbah pertambangan yang berdampak serius terhadap lingkungan, baik itu limbah padat, cair, maupun gas.

Untuk menanggulangi hasil limbah cair industri, Anda perlu mengetahui solusi yang efektif dalam pengelolaan limbah pertambangan guna melindungi lingkungan dan keberlanjutan ekosistem. Informasi mengenai jenis limbah pertambangan, bahayanya, dan solusi pengelolaannya dapat Anda temukan dalam artikel ini.

Contoh Limbah Pertambangan

Berikut adalah macam-macam contoh limbah pertambangan beserta pengertian dan bahayanya!

1. Limbah Tailing

Limbah tailing adalah hasil sisa dari proses pemisahan bijih yang mengandung mineral berharga dan tidak berharga. Jenis limbah ini umumnya berupa partikel halus dan serbuk serta mengandung bahan kimia dan logam berat.

Limbah tailing sangatlah berbahaya karena dapat mencemari tanah dan air sekitarnya, yang mana mengakibatkan ketidakseimbangan ekosistem. Kemudian, kandungan logam berat seperti merkuri dan timbal dalam limbah tailing dapat memiliki efek toksik pada organisme hidup.

2. Limbah Udara

Contoh limbah pertambangan dalam wujud udara umumnya berasal dari proses peledakan, penggalian, dan pengolahan bijih yang menghasilkan debu, gas, dan partikel lainnya. Emisi gas beracun seperti sulfur dioksida dan nitrogen dioksida dapat menyebabkan pencemaran udara. 

Pencemaran udara yang membahayakan kesehatan manusia dan hewan. Lalu, juga dapat mengakibatkan efek rumah kaca, sehingga gas-gas tertentu dapat berkontribusi pada perubahan iklim Bumi.

3. Limbah Logam Berat

Limbah logam berat berasal dari proses ekstraksi dan pengolahan bijih. Proses yang menghasilkan limbah berupa logam berat seperti merkuri, arsenik, dan kadmium.

Logam berat dapat mencemari tanah dan air, sehingga berdampak negatif pada ekosistem perairan dan keberlanjutan pertanian. Logam berat dapat terakumulasi dalam organisme hidup dan memasuki rantai makanan, yang mana dapat menyebabkan efek berbahaya pada makhluk hidup.

4. Limbah Air Asam Tambang

Contoh limbah pertambangan yang menjadi salah satu jenis limbah tambang yang paling dominan adalah limbah tambang cair. Limbah ini dihasilkan dari proses penambangan, penimbunan di stockpile, dan pencucian material pertambangan. Salah satu jenis limbah cair yang sering ditemukan adalah limbah air asam tambang.

Limbah air asam tambang (AAT) terbentuk ketika batuan sulfur mengalami oksidasi. Kemudian, menghasilkan air asam dengan kandungan asam sulfat tinggi. 

Limbah ini tidak boleh dibuang langsung ke perairan dan limbah tersebut harus melalui proses pengolahan sebelum dapat dibuang dengan aman. Sebab, bahaya limbah AAT adalah dapat mencemari sumber air, merusak ekosistem perairan, dan mengancam kehidupan akuatik. 

Selain itu, limbah ATT yang meresap ke dalam tanah dapat merusak kualitas tanah dan tanaman. Oleh karena itu, pengelola pertambangan perlu menggunakan layanan instalasi pengolahan air limbah untuk memproses limbah tersebut sebelum dibuang ke lingkungan.

Potensi Bahaya Limbah Tambang Cair

Walaupun semua contoh limbah pertambangan di atas sama-sama tergolong berbahaya, tapi Anda harus lebih aware dengan potensi bahaya limbah tambang cair. Beberapa potensi tersebut adalah sebagai berikut.

A. Pencemaran Air

Limbah tambang cair mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat mencemari sumber air di sekitar area pertambangan. Contohnya adalah Total Dissolved Solid (TDS), logam berat, dan limbah air asam tambang. 

Jika limbah cair tidak tertangani dengan benar, maka dapat menyebabkan penurunan kualitas air dan mengganggu ekosistem perairan. Air yang tercemar ini dapat menjadi berbahaya bagi organisme hidup, termasuk manusia, yang bergantung pada air bersih untuk kehidupan sehari-hari.

B. Kerusakan Ekosistem

Contoh limbah tambang cair juga dapat menyebabkan kerusakan pada ekosistem di sekitar area pertambangan. Misalnya limbah air asam tambang memiliki pH rendah yang mana dapat merusak kehidupan akuatik dan tumbuhan. 

Jika limbah cair mencemari aliran sungai atau sumber air, maka dapat mengganggu keseimbangan ekosistem, mengurangi biodiversitas, dan merusak habitat alami bagi berbagai spesies. Kerusakan ekosistem ini dapat memiliki dampak jangka panjang terhadap keberlanjutan lingkungan dan kehidupan manusia.

C. Ancaman Kesehatan Manusia

Terakhir, limbah pertambangan cair yang mencemari air dapat menjadi ancaman bagi kesehatan manusia. Jika manusia mengonsumsi atau terpapar air yang terkontaminasi limbah tambang cair, maka dapat merasakan berbagai masalah kesehatan, termasuk keracunan logam berat. 

Logam berat seperti merkuri, timbal, arsenik, dan kadmium yang terdapat dalam contoh limbah tambang cair dapat merusak organ dan sistem kekebalan tubuh manusia. Paparan jangka panjang terhadap limbah tambang cair berpotensi menyebabkan penyakit serius dan bahkan kematian.

Cara Pengelolaan Limbah Pertambangan Cair

Pengelolaan limbah cair merupakan langkah penting untuk mencegah dampak negatif pertambangan lingkungan. Berikut adalah cara-cara yang umum digunakan dalam pengelolaan limbah pertambangan cair.

1. Pengurangan dan Pemisahan Limbah

Langkah pertama dalam pengelolaan contoh limbah pertambangan cair adalah mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan. Cara ini dapat dilakukan melalui penggunaan teknologi yang efisien dalam proses pengelolaan pertambangan dan pengolahan. 

Selain itu, limbah dapat dipisahkan berdasarkan sifat dan komposisinya untuk memudahkan pengelolaan lebih lanjut. Beberapa pengelolaan dan pengolahannya mencakup:

  • Penyesuaian pH: Mengatur tingkat keasaman atau kebasaan limbah tambang cair dengan bahan kimia. 
  • Sumur dalam: Pengelolan dengan mengalirkan limbah cair ke sumur di bawah permukaan tanah. 
  • Secure landfill: Proses membuang limbah tambang cair dengan lapisan perlindungan khusus. 
  • Sludge dewatering: Menghilangkan kelebihan air dari lumpur limbah untuk pengurangan volume.

2. Pengolahan dan Pengendapan 

Contoh limbah pertambangan harus melewati tahapan pengolahan sebelum dilepaskan ke lingkungan. Proses ini melibatkan penggunaan teknologi seperti pengendapan, filtrasi, dan pengolahan kimia guna menghilangkan zat berbahaya serta mengurangi tingkat kontaminasi dalam limbah. Berikut ini penjelasannya:

  • Tahap pengendapan: Limbah tambang cair akan dibiarkan dalam wadah untuk memisahkan partikel padat yang terlarut, sehingga partikel berbahaya dapat dipisahkan dari cairan yang lebih jernih.
  • Tahap filtrasi: Menyaring limbah cair yang telah mengalami pengendapan sebelumnya. Pada tahap ini, berbagai media filtrasi dapat berguna menangkap partikel-partikel padat yang tersisa dalam cairan.
  • Proses pengolahan kimia: Menambahkan zat kimia tertentu ke dalam limbah cair untuk menghilangkan atau mengubah sifat zat berbahaya yang ada di dalamnya. Contohnya, penggunaan zat pengendap seperti polielektrolit.

Gunakan Jasa Pengelola Limbah Tambang Cair TANINDO

Contoh limbah pertambangan, seperti tailing hingga air asam tambang mengandung bahan berbahaya. Dengan pengolahan yang tepat, limbah cair dapat diolah menjadi lebih aman sebelum dibuang. 

Anda bisa gunakan jasa IPAL (instalasi pengolahan air limbah) dari PT. Tanindo Anugerah Nusantara untuk pengolahan limbah cair pertambangan yang sesuai dengan kebutuhan. Jasa layanan Tanindo akan membantu merancang sistem pengolahan yang efektif.  Hubungi kontak Tanindo untuk berdiskusi dengan salah satu tim profesional Tanindo dan dapatkan informasi penting lainnya. 

You cannot copy content of this page