3 Metode Pengolahan Limbah Secara Kimia dan Penerapannya

Secara teori, ada banyak cara pengolahan limbah secara kimia, fisika, maupun biologis yang bisa Anda lakukan. Masing-masing metode menghasilkan limbah yang sesuai dengan standar pembuangan. Tentunya, hasil dari pembuangan juga sesuai dengan keinginan masyarakat sekitar.

Demi menjaga lingkungan tetap nyaman dan bersih, ada beberapa metode yang bisa diterapkan oleh pelaku industri dalam proses pengelolaan limbahnya. Nah, untuk mengetahui lebih jelasnya, baca artikel ini sampai habis, ya!

Metode Pengolahan Limbah Secara Kimia

Buangan sampah dari berbagai sektor dalam wujud cair, padat, maupun gas nantinya akan melewati proses pengolahan limbah secara kimia. Apapun bentuk buangannya, pasti harus melewati tahap pengolahan limbah secara kimia terlebih dahulu. Berikut ini penjelasan tahapannya.

1. Teknik Clarifier Lamella

Metode yang pertama adalah menggunakan clarifier lamella. Pada prosesnya, teknik sekaligus mesin ini tidak jauh berbeda dengan teknik sedimentasi. Sebab, clarifier lamella berguna sebagai alat atau mesin untuk proses pengolahan limbah cair. Berikut ini panduan lengkapnya.

a. Penampungan Awal

Biasanya, teknik clarifier memang digunakan untuk mengolah limbah berbentuk cair. Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah mengalirkan air ke dalam suatu penampungan.

Dalam penampungan tersebut, terdapat saringan yang merupakan bagian dari proses filtrasi. Penyaringan ini berfungsi untuk menyaring benda atau kotoran kasar atau kotoran lainnya. Biasanya, dalam tahap filtrasi ini, Anda bisa menggunakan heat exchanger, neutralizing pH, oksidasi, dan lainnya.

b. Koagulan dan Flokulan

Selanjutnya, pengolahan limbah secara kimia akan melewati teknik koagulan dan flokulan. Proses koagulasi ini bertujuan untuk destabilisasi muatan koloid padatan yang tersuspensi oleh koagulan. Selanjutnya, ia akan terbentuk flok-flok yang nantinya akan mengendap.

Prinsip kerja dari proses koagulasi adalah berkaitan dengan partikel padatan yang sebagian besar bermuatan negatif. Partikel tersebut akan bersifat saling tolak menolak satu sama lain, sehingga ia tetap stabil dalam bentuk koloid.

Lalu, proses netralisasi dari muatan negatif dalam air tersebut dilakukan dengan menambahkan koagulan yang bermuatan positif. Tentunya, penambahan koagulan harus bersamaan dengan teknik pengadukan yang cepat.

Tips lainnya agar terbentuk flok-flok yang maksimal adalah koagulan yang bermuatan positif harus jenis koagulan yang memiliki konsentrasi tinggi. Sebab, jika koagulan memiliki konsentrasi rendah, maka akan susah terbentuk koloid.

Sedangkan flokulasi adalah sistem destabilisasi sehingga memudahkan pembentukan ukuran partikel atau flok menjadi lebih besar. Bahan koagulan yang biasa digunakan adalah tawas, ferro sulfat, dan Poly Aluminium Chloride (PAC).

c. Proses Pengadukan Secara Kimia

Proses pengolahan limbah secara kimia ini mengharuskan mesin untuk mengaduk limbah di dalam mesin clarifier lamella. Tahap ini merupakan  penjelasan dari metode sebelumnya, di mana saat proses koagulasi terdapat penginjeksian zat kimia koagulan melalui pipa ke dalam wadah dengan dosis 60-200 ppm.

Pengadukan saat proses koagulasi akan menggunakan static mixer atau agitator dengan kecepatan yang cepat. Sedangkan pengadukan saat proses flokulasi menggunakan kecepatan yang lambat. Sekedar info, dosis polimer saat flokulasi yang bisa masuk memiliki rentang 2-10 ppm.

d. Proses Reaksi Bahan Kimia

Setelah tahap pengadukan, terjadilah suatu reaksi antara limbah dengan bahan kimia. Dalam waste water treatment, waktu reaksi pengolahan limbah secara kimia ini disebut sebagai waktu tinggal.

Dalam proses desain mesin clarifier lamella, waktu tinggal ini sangat penting karena jika terlalu lama dapat menyebabkan pemborosan biaya. Sedangkan jika terlalu lambat, proses sedimentasi tidak berjalan maksimal.

e. Tahap Sedimentasi

Proses sedimentasi memanfaatkan gaya gravitasi. Dengan adanya gaya gravitasi dan pemasangan mesin yang miring, memungkinkan untuk padatan flok yang besar masuk ke dalam tangki sedimentasi.

Proses sedimentasi merupakan proses pengendapan dengan gaya tekan yang besar. Adanya mesin clarifier lamella dapat menghasilkan daya tekan dari lamella yang lebih besar. Selain itu, ukuran bak pengendapan pun lebih kecil daripada bak konvensional.

Proses pengolahan limbah secara kimia ini terjadi dengan flok-flok yang besar akan turun ke bawah, sedangkan air yang bersih akan masuk ke atas. Harapannya, segala limbah atau kotoran sudah tersekat ke dalam flok tersebut.

f. Proses Pembuangan Lumpur  

Selanjutnya, pembuangan lumpur atau flok-flok yang tadi jatuh ke bawah. Hal ini perlu pengontrolan lebih lanjut untuk memastikan tidak ada flok yang terbawa ke dalam pipa aliran air bersih.

Pembersihan area lumpur ini dilakukan dengan menguras area. Biasanya dikenal sebagai “blow down”. Tentunya, pelaku usaha harus melakukan pengurasan rutin, baik dengan cara manual maupun otomatis menggunakan mesin.

g. Proses Filtrasi Tahap Akhir

Nah, pada tahap akhir pengolahan limbah secara kimia ini terdapat proses penyaringan lanjut menggunakan multimedia filter. Biasanya, di dalam air bersih masih ada kotoran yang ikut masuk ke dalam air. 

Oleh karena itu, perlu multimedia filter yang terbuat dari sand filter dan carbon filter. Kemudian, lanjut ke tahap sterilisasi dengan ozon, klorin, dan sinar UV untuk memastikan air buangannya sudah benar-benar bersih sempurna.

2. Metode Pembakaran Limbah (Insinerasi)

Metode insinerasi merupakan salah satu opsi dari banyaknya metode pengolahan limbah secara kimia. Akan tetapi, metode ini biasa digunakan dalam instalasi pengolahan air limbah rumah sakit. Sebab, limbah rumah sakit banyak mengandung limbah B3, sehingga metode yang paling efektif adalah dengan pembakaran.

Caranya adalah dengan memasukkan limbah ke dalam insinerator. Proses pembakaran ini menghasilkan CO2 dan H2O yang akan lepas ke udara bebas. Sisanya, berbentuk abu yang beratnya 10-30% dari limbah asli.

3. Metode Solidifikasi

Solidifikasi adalah pemadatan limbah menggunakan bahan aditif dari proses alami limbah. Metode ini bertujuan untuk mereduksi sifat toksisitas dan mobilitas pada limbah. Biasanya, bahan untuk solidifikasi adalah semen, kapur, dan bahan termoplastik.

Sudah Tahu Apa Saja Metode Pengolahan Limbah Secara Kimia?

Berbagai metode pengolahan limbah secara kimia harus menyesuaikan dengan kebutuhan instalasi pengolahan air limbah. Sebab, masing-masing tempat memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Jika Anda ingin menerapkan metode lainnya, namun masih memiliki sedikit bahan dan alat, gunakan jasa TANINDO yang sudah berpengalaman dalam mengolah limbah cair. TANINDO dapat memberikan layanan konsultasi dan solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan limbah cair yang Anda hadapi. 

Dengan dukungan tenaga ahli dan teknologi canggih, TANINDO dapat membantu Anda merancang dan mengimplementasikan metode pengolahan limbah cair yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Percayakan semuanya ke TANINDO sekarang!