Pengolahan limbah merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan kesehatan manusia. Salah satu metode yang telah terbukti efektif dalam mengatasi masalah limbah adalah teknologi aerasi.
Teknologi ini melibatkan proses pemenuhan oksigen dalam air limbah dengan menggunakan udara atau oksigen murni. Dalam artikel ini, kita akan membahas proses pengolahan limbah dengan teknologi aerasi, serta tujuan mengaplikasikan teknologi ini dalam mengurangi dampak negatif limbah terhadap lingkungan.
Pengertian Teknologi Aerasi
Aerasi adalah proses mengolah limbah dengan cara menghubungkannya dengan udara. Dalam prosesnya ada dua hal yang pasti terjadi yakni membuang zat berbahaya dan memunculkan zat baik.
Kebanyakan masyarakat awam akan merasa asing dengan metode ini. Melakukan proses aerasi merupakan persoalan yang tidak mudah. Sebab, tidak semua tempat bisa menjadi zona aerasi.
Zona aerasi adalah tempat khusus perkembangan bakteri yang bertugas untuk melakukan reduksi terhadap kandungan-kandungan seperti biochemical oxygen demand (BOD) dan chemical oxygen demand (COD) yang ada di dalam limbah cair.
Nantinya, kandungan ini akan berperan dalam mengelola limbah cair untuk memaksimalkan air bersih, namun tidak bisa digunakan untuk air minum.
Tujuan Penggunaan Metode Aerasi
Pada beberapa kasus, orang memahami tentang aerasi dan tempat untuk melakukannya. Akan tetapi, masih banyak yang kurang paham tentang tujuan menggunakan metode ini. Berikut 4 tujuan penggunaan metode aerasi, yaitu:
1 Menghilangkan Bau Pada Air
Tujuan kedua aerasi adalah menghilangkan bau pada air. Ada beberapa masalah yang membuat orang tidak nyaman menggunakan air. Misalnya saja, muncul bau kurang sedap pada air. Tahukah Anda bau yang muncul tersebut ternyata ada pemicunya?.
Pemicu ini adalah adanya kandungan hydrogen sulfide dan metana yang terlalu tinggi pada air. Kedua zat tersebut sangat mudah mengalami penguapan, sehingga memberikan efek bau pada air.
Melalui sistem dan metode aerasi bau tersebut bisa hilang. Namun, prosesnya cukup panjang karena penghilangan bau terjadi sedikit demi sedikit hingga pengolahan air bersih bisa berhasil.
2. Meningkatkan Jumlah Oksigen yang Terlarut (DO)
DO atau oksigen terlarut adalah zat yang paling dibutuhkan oleh bakteri untuk dapat bekerja. Khususnya bakteri yang bersifat aerob. Apabila Bakteri Aerob sampai kekurangan oksigen, maka bakteri tersebut akan mati.
Sistem pengolahan air ini biasanya membutuhkan alat yang dinamakan turbojet surface aerator. Sementara sistemnya rata-rata menggunakan teknik activated sludge.
3. Mengurangi Jumlah Karbondioksida (C02)
Tujuan terakhir aerasi yaitu mengurangi jumlah karbondioksida terlarut dalam air. Karbondioksida yang terlalu banyak akan memberikan efek buruk pada air. Maka dari itu, perlu untuk dihilangkan.
3 Ragam Metode Aerasi
Metode aerasi adalah proses terjadinya pengolahan limbah menggunakan mesin ro dan beberapa sistem serta alat khusus. Metode ini dibagi menjadi beberapa, di antaranya adalah sebagai berikut:
A. Cascade Aerator
Cascade aerator umumnya terdiri dari 4 hingga 6 step per tangganya. Setiap stepnya kemungkinan memiliki ketinggian sekitar 30 cm dengan kapasitas dan ketebalan 0,1 m3.
Metode ini membutuhkan ruang yang lebih luas dan besar karena membutuhkan alat-alat yang banyak.
Dengan begitu, pengelola harus mengeluarkan biaya lebih untuk membuat satu tempat khusus untuk menempatkan cascade aerator. Namun, keuntungannya Anda tidak perlu melakukan banyak pemeliharaan.
B. Spray Aerator
Jenis metode kedua dari aerasi adalah spray aerator. Metode ini terdiri dari nosel penyemprot yang tidak dapat bergerak dan terhubung pada kisi lempengan yang berfungsi menyemprotkan air ke udara dan sekelilingnya.
Spray aerator memiliki bentuk yang bermacam-macam. Ada nosel tetap ada pula yang bisa berputar-putar. Piringan pada spray aerator memiliki piringan yang berada di bawah ujung pipa.
Dengan begitu, alat bisa memproses air membentuk selaput tipis yang melingkar dan kemudian menjadi tetesan-tetesan halus yang menyebar.
C. Waterfall Aerator
Waterfall aerator bisa juga Anda sebut sebagai aerator air terjun. Umumnya susunan alatnya sangat sederhana, sehingga pembeliannya pun tidak mengeluarkan biaya yang besar. Keuntungan lain dari metode ini adalah tidak membutuhkan ruang yang luas karena alat-alatnya cukup kecil.
Waterfall aerator terdiri dari 4 sampai 8 tray yang dasarnya penuh dengan lobang-lobang. Jaraknya sekitar 30 sampai 50 cm jadi tidak terlalu jauh ataupun dekat. Melalui pipa berlobang air akan dibagi melewati tray. Dari sini muncul percikan-percikan air yang kemudian turun ke bawah.
Setiap tetesan akan berkumpul menjadi satu dan kembali ke tray yang berikutnya. Tray pada metode ini terbuat dari beberapa bahan atau material seperti pipa plastik, lempengan kayu, dan lempengan asbestos cement yang memiliki lubang-lubang.
Cara Kerja Metode Aerasi
Berikut adalah langkah-langkah umum cara kerja metode aerasi:
1. Penyediaan Tempat Aerasi
Pertama-tama, air limbah dialirkan ke dalam tempat aerasi. Tempat ini biasanya berbentuk bak atau kolam yang dirancang khusus untuk proses aerasi.
2. Pengenalan Udara atau Oksigen
Udara atau oksigen diperkenalkan ke dalam air limbah. Ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti menggunakan aerator (alat yang menghasilkan gelembung udara ke dalam air) atau mekanisme pengadukan yang mengaduk air dengan udara atau oksigen.
3. Pencampuran
Udara atau oksigen yang masuk ke dalam air limbah dicampurkan dengan baik agar terjadi kontak yang optimal antara zat-zat yang perlu dioksidasi dalam air dan oksigen. Pencampuran ini membantu mempercepat proses penguraian zat-zat organik dalam air limbah.
4. Oksidasi
Oksigen yang terlarut dalam air berperan dalam mengoksidasi zat-zat yang terlarut dalam air limbah. Proses oksidasi ini mengubah senyawa-senyawa yang mungkin berbahaya atau sulit terurai menjadi senyawa-senyawa yang lebih aman atau mudah terurai.
5. Peningkatan Kadar Oksigen Terlarut
Selama proses aerasi, kadar oksigen terlarut dalam air limbah akan meningkat. Hal ini penting karena oksigen terlarut sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme yang berperan dalam penguraian zat-zat organik dalam air limbah.
6. Pemisahan Padatan Tersuspensi
Proses aerasi juga dapat membantu memisahkan padatan tersuspensi dalam air limbah. Gelembung udara yang masuk ke dalam air membantu mengangkat partikel-partikel padatan ke permukaan air, di mana mereka dapat diambil atau dibuang.
7. Waktu Kontak yang Cukup
Proses aerasi memerlukan waktu kontak yang cukup antara udara atau oksigen dengan air limbah. Durasi aerasi dapat bervariasi tergantung pada jenis air limbah dan tujuan pengolahannya.
8. Pengendalian Suhu dan pH
Pengendalian suhu dan pH juga dapat menjadi faktor penting dalam metode aerasi, tergantung pada jenis reaksi kimia yang diinginkan dalam pengolahan air limbah.
Tertarik untuk Terapkan Metode Aerasi?
Aerasi adalah proses yang penting untuk memproduksi air bersih. Teknologi aerasi memiliki cara kerja yang akurat. Dan perlu kamu ketahui bahwa hasil pengolahan limbah dengan teknologi aerasi hanya bisa dibuang kembali atau memaksimalkannya untuk air bersih.