Salah satu permasalahan yang dihadapi dunia saat ini adalah cadangan air bersih yang terus berkurang. Untuk mengatasinya, negara-negara maju sudah mulai memanfaatkan air laut dan menyaringnya menggunakan proses osmosis terbalik—yang disebut “reverse osmosis” atau RO—hingga menjadi air bersih yang layak diminum.
Proses osmosis terbalik ini dapat dilakukan dengan bantuan teknologi modern yang disebut mesin ro air laut. Tidakhanya di luar negeri, teknologi ini pun telah banyak digunakan di Indonesia.
Apakah yang Dimaksud dengan Proses Osmosis Terbalik?
Osmosis merupakan peristiwa alami yang terjadi pada dua jenis larutan yang memiliki konsentrasi yang berbeda, di mana molekul air yang lebih encer berpindah melalui “selaput semipermeable” ke molekul yang lebih padat. Selaput inilah yang menyebabkan terjadinya perpindahan, hingga akhirnya tercapai keseimbangan di antara dua larutan tersebut.
Sedangkan osmosis terbalik adalah metode penyaringan yang dapat menyaring molekul-molekul besar—misalnya garam—dan ion-ion dari suatu larutan.Adapun caranya adalah dengan memberi tekanan ketika larutan tersebut berada di salah satu membran penyaring.
Apa yang Dihasilkan Dari Proses Osmosis Terbalik?
Hasil akhir dari proses osmosis terbalikyang dilakukan terhadap air laut adalah air bersih yang tidak lagi mengandung garam, ion-ion seperti kalsium dan mineral, serta bebas bakteri. Metode osmosis terbalik sangat mudah dilakukan, efisien, dan lebih ekonomis jika dibandingan dengan metode lainnya. Metode menghilangkan garam dari air laut ini disebut dengan proses “desalinasi”.
Bagaimana Cara Melakukan Osmosis Terbalik?
Cara termudah untuk melakukan osmosis terbalik adalah dengan menggunakan mesin ro air laut. Pada prinsipnya mesin inisama dengan mesin reverse osmosis yang dipergunakan untuk memurnikan air PDAM atau pun air tanah. Yang membedakannya hanyalah pada kapasitas mesinnya.
Biasanya mesin Seawater ro dengan kapasitas besar digunakan untuk kebutuhan industri atau untuk keperluan hajat hidup orang banyak, misalnya oleh perusahaan air minum daerah (PDAM).
Bagaimana cara kerja dan kapasitas mesin reverse osmosis (RO)?
Mesin RO didukung oleh teknologi maju dan menggunakan sumber daya listrik untuk menjalankan motornya. Spesifikasi mesinnya beraneka ragam, tergantung dari jenis air yang ingin diolah.
Pada tahap konsultasi sebelum membeli mesin, perwakilan dari produsen mesin akan memberikan saran untuk menguji air di laboratorium karena kandungan dan kualitas air tidak bisa diketahui hanya dengan tes sederhana.
Adapun untuk kapasitas mesinnya tergantung dari kapasitas selaput semipermeabel yang digunakan, kekuatan pompa, dan ukuran mesin.
Industri dan Perusahaan Apa Saja yang Memerlukan Teknologi Mesin Reverse Osmosis Air Laut?
teknologi reverse osmosis dapat digunakan mulai dari industri yang memiliki kebutuhan air dalam jumlah besar, hingga rumah tangga dengan jumlah kebutuhan air skala kecil.
Salah satu perusahaan yang telah memanfaatkan mesin ro air asin ini adalah PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Perseroan Terbatas ini mengolah sendiri air laut untuk memenuhi kebutuhan air bersih dengan menggunakan mesin ro air laut. Sebagai informasi, kapasitas produksi air bersih di Ancol mencapai 5 ribu meter kubik per hari.
Di Bali, air minum Daerah Klungkung memanfaatkan teknologi mesin RO untuk penyediaan air bersih dan air minum untuk penduduk Nusa Ceningan. Pulau dengan penduduk 300 kepala keluarga ini kini mendapatkan jatahair bersih kurang lebih sebanyak 30 Liter/orang/hari.
Apakah air yang keluar dari mesin RO dapat langsung dikonsumsi?
Air yang keluar dari mesin RO yang berkualitas, memenuhi syarat untuk langsung diminum atau dipakai memasak, tanpa dididihkan terlebih dahulu. Namun, konsumen dapat pula mengetes kelayakannya dengan beberapa parameter. Salah satunya adalah dengan mengukur TDS (Total Dissolved Solids).
TDS atau total zat padat terlarut adalah angka yang menujukkan jumlah tingkat padatan terlarut dalam air, misalnya mineral ataupun zat – zat lainnya yang terlarut dalam air. atau mudahnya adalah zat-zat yang tidak tampak oleh mata telanjang. Jadi untuk air yang kita lihat bening ataupun terlihat bersih, bisa jadi masih terdapat banyak sekali zat padat yang terlarut dalam air tersebut.
Zat padat terlarut atau TDS (total dissolved solid) merupakan sebuah ukuran umum yang banyak digunakan oleh orang dalam menilai kualitas air. Banyak orang beranggapan bahwa semakin kecil nilai zat padat terlarut, maka air tersebut akan semakin baik. sebaliknya semakin tinggi, air tersebut akan dianggap tidak baik. Hal tersebut sangatlah keliru. Karena baik atau tidaknya air yang berkaitan dengan nilai tds air tersebut sangat tergantung pada pengunaannya. sebagai contoh, air yang digunakan untuk boiler akan memerlukan air yang dengan nilai zat padat terlarut sangat rendah untuk mencegah terjadi Scaling ataupun fouling pada nossel Boiler.
Berbeda dengan bidang perikanan, yang dimana justru ada beberapa parameter yang berkaitan dengan zat padat terlarut akan dinaikan, contohnya adalah kadar calcium atau garam dalam air. Kadar calcium dan garam dalam air sangat diperlukan oleh dunia perikanan dalam kaitannya dengan perkembang biakan ikan tersebut. Jadi dengan zat padat terlarut yang rendah justru akan membunuh ikan tersebut.
Dari 2 contoh tersebutlah kita mengetahui, bagaimana kebutuhan dari masing-masing bidang industri dalam kaitannya dengan nilai zat padat terlarut tersebut (TDS)
Tidak semua mesin RO menghasilkan air dengan kualitas yang sama. Mesin yang berbeda dapat menghasilkan kualitas air yang berbeda, walaupun airnya berasal dari sumber yang sama. Untuk itu, sebelum membeli sistem RO air laut, pastikan konsumen melakukan uji coba laboratorium pada air yang dihasilkan.