8 Metode Terbaik Mengelola Limbah Minyak Industri Makanan

Berkembangnya industri makanan dari skala kecil hingga besar menyebabkan penggunaan minyak semakin tinggi. Meski bermanfaat untuk mengolah makanan, namun minyak bisa menjadi sumber masalah. Pembuangan limbah minyak yang tidak tepat akan berdampak negatif bagi lingkungan dan kehidupan makhluk hidup.

Sayangnya, masih banyak masyarakat khususnya para pelaku industri makanan yang kurang paham atau tidak peduli mengenai bahaya pembuangan limbah perminyakan secara sembarangan. 

Bahaya Pencemaran Limbah Minyak pada Industri Makanan

Pembuangan minyak kotor yang tidak terkontrol dan sembarangan lama kelamaan akan menjadikan limbah tersebut tergolong bahan berbahaya dan beracun. Pencemaran limbah ini akan berpengaruh buruk terhadap makhluk hidup dan lingkungan, baik di darat maupun di air. Berikut dampaknya!

A. Mencemari Tanah dan Biota di Dalamnya

Minyak mengandung asam lemak yang membuat teksturnya dapat mengental pada suhu rendah. Selain itu, minyak juga tidak dapat larut dalam air. Jika minyak kotor dibuang ke tanah, maka akan menyumbat pori-pori tanah dan menghambat masuknya air ke dalam tanah. Sehingga, pertumbuhan tanaman menjadi terganggu.

Limbah minyak mempengaruhi kandungan fosfor tanah dan dapat meningkatkan pH, sehingga tanah menjadi terlalu basa. Dalam jangka panjang, tanah menjadi tidak subur dan tidak cocok untuk lahan pertanian. Kontaminasi minyak juga berdampak buruk pada kelangsungan hidup flora dan fauna di area tanah yang tercemar.

B. Merusak Ekosistem Perairan

Minyak kotor yang terbuang di perairan, seperti sungai dan laut, akan berada di lapisan permukaan air atau mengapung, karena minyak memiliki massa jenis yang lebih rendah dari air. Lapisan minyak yang terakumulasi di bagian atas air, akan menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam air.

Tidak adanya sinar matahari yang masuk, mengakibatkan tumbuhan air tidak mampu melakukan fotosintesis. Selain itu, minyak juga tidak mampu mengikat oksigen yang dibutuhkan oleh ikan dan biota air lainnya untuk melakukan respirasi. Oleh karenanya, kehidupan ekosistem perairan menjadi terancam.

C. Mengancam Kesehatan Manusia

Pembuangan limbah minyak ke saluran air juga dapat mengancam kesehatan manusia. Terutama apabila air digunakan untuk keperluan mandi, sanitasi, dan konsumsi langsung. Dampaknya antara lain menyebabkan infeksi saluran pernapasan, iritasi kulit, dan meningkatkan risiko penyakit kanker.

Metode Pengolahan Limbah Minyak

Upaya pencegahan pencemaran limbah cair pada semua skala industri penting untuk dilakukan, dengan cara menerapkan pengolahan limbah cair industri yang tepat. Metode pengolahan limbah minyak dapat dilakukan secara fisika, kimia, dan biologi.

1. Pengolahan Fisika

Metode pengolahan limbah secara fisika merupakan pengolahan yang memanfaatkan aktivitas fisik. Tujuannya untuk memisahkan atau menghilangkan partikel-partikel yang berukuran besar. Contoh dari pengolahan limbah minyak pada industri secara fisik adalah sebagai berikut.

A. Grease Trap 

Grease trap merupakan pengolahan limbah dengan cara memisahkan minyak dan air dengan kecepatan lambat. Kecepatan yang lambat akan memberikan waktu bagi minyak untuk terpisah dari air dengan memanfaatkan gaya gravitasi. 

Air limbah yang bercampur dengan minyak akan mengalir melalui tangki dan terbentuk dua lapisan. Lapisan atas berupa limbah minyak dan lapisan bawah berupa air limbah. Lalu, minyak dipisahkan melalui conveyor dan mengalir menuju wadah penampungan.

Kelebihan metode ini antara lain minyak hasil pemisahan dapat dimanfaatkan kembali, umur pemakaian alat lebih lama, biaya operasional dan perawatan murah, tidak perlu lahan luas, dan hasil lumpur yang sedikit. Sedangkan kekurangannya yaitu aliran limbah harus teratur dan perlu penampungan lanjutan.

B. Adsorpsi

Adsorpsi merupakan proses fisika di mana substansi akan terakumulasi pada suatu lapisan permukaan zat yang menyerap (adsorben). Ada beberapa jenis adsorben yang dapat digunakan pada proses ini, antara lain karbon aktif, fly ash, serbuk kayu, ampas tebu, batang pisang, dan kulit jagung.

Jumlah adsorben berpengaruh pada penurunan konsentrasi minyak. Semakin banyak dosis adsorben, semakin tinggi limbah minyak yang terserap. Kelebihannya yaitu bahan ramah lingkungan dan mudah didapat, waktu kontak singkat, biaya operasional rendah. Kekurangannya yaitu media adsorbennya harus sering diganti.

C. Flotasi

Flotasi adalah metode memisahkan atau menghilangkan minyak pada air limbah. Prinsip kerjanya yaitu dengan memberikan tekanan udara pada limbah, sehingga muncul gelembung-gelembung udara, yang membuat minyak flotasi atau mengapung.

Keunggulan metode ini antara lain dapat digabung dengan pengolahan biologis atau kimia, mampu memindah limbah pada kondisi influen yang tinggi, pemisahan zat limbah dapat dilakukan secara kontinyu. Sedangkan kelemahannya yaitu biaya operasional dan perawatan mahal, perlu energi yang besar dan lahan yang luas.

D. Teknologi Membran

Ada beberapa jenis proses penyaringan dengan menggunakan membran, mulai dari mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, nanofiltrasi, dan reverse osmosis (RO). Jenis-jenis teknologi membran tersebut secara konseptual serupa, tetapi perbedaan utamanya adalah ukuran pori permukaan membrannya. 

Limbah minyak mengalir melalui membran, sementara filter akan menangkap padatan tersuspensi dan zat lain, sehingga mampu menghasilkan limbah yang bersih. Namun, masalah utamanya adalah membran mudah kotor dan tersumbat. Jadi perlu adanya pembersihan atau penggantian membran baru secara berkala.

E. Multi Soil Layering (MSL)

Metode multi soil layering (MSL) memanfaatkan kemampuan tanah yang tersusun dalam pola batu bata untuk mengolah limbah cair. Di dalamnya terjadi mekanisme filtrasi, absorpsi, adsorpsi, dan dekomposisi.

Keunggulan metode ini yaitu biaya murah, pengoperasian dan pengontrolan yang mudah, serta ramah lingkungan karena menggunakan bahan alam. Contoh komponen MSL antara lain, tanah andosol (dari gunung berapi), arang batok kelapa, kulit pisang sebagai lapisan anaerob, serta kerikil dan perlit sebagai lapisan aerob.

2. Pengolahan Kimia

Pengolahan secara kimia menggunakan bahan kimia agar dapat menurunkan konsentrasi polutan. Salah satu contoh pengolahan limbah minyak secara kimia adalah koagulasi. 

Koagulasi merupakan proses penambahan bahan kimia (agen koagulan) ke dalam air limbah yang menyebabkan terjadi pemisahan partikel. Tujuannya adalah untuk mendestabilisasi partikel, sehingga partikel akan melekat pada partikel lain dan dapat dihilangkan pada proses selanjutnya. 

Koagulan berfungsi sebagai media penggumpal minyak pada limbah cair, sehingga akan terbentuk flok-flok yang selanjutnya dapat dengan mudah terpisah dan mengendap. Contoh koagulan adalah aluminium sulfat (tawas), besi sulfat, besi klorida, natrium aluminat, dan lain sebagainya.

Keunggulan dari proses koagulasi yaitu mampu memindahkan limbah pada kondisi influen yang tinggi dan tidak membutuhkan lahan yang terlalu luas. Sedangkan kelemahannya adalah biaya operasional dan perawatannya yang tinggi, serta efluen dapat mengandung polutan yang berasal dari pemberian koagulan.

3. Pengolahan Biologi

Pengolahan limbah minyak secara biologi merupakan pengolahan air limbah dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme agar dapat menguraikan bahan-bahan organik menjadi bahan yang lebih sederhana dan tidak berbahaya. Metode ini bisa dilakukan secara aerob dan anaerob.

A. Aerob

Salah satu cara pengolahan limbah biologis adalah dengan memanfaatkan bakteri aerob. Bakteri aerob merupakan kelompok bakteri yang membutuhkan oksigen bebas untuk proses metabolisme, mengoksidasi senyawa-senyawa dalam air limbah, dan menghilangkan bau. 

Adanya perlakuan aerasi, bakteri aerob dapat bekerja secara optimal dalam menurunkan kandungan minyak pada limbah cair. Caranya dengan memisahkan minyak dalam air, sehingga dapat terdispersi ke atas. Jadi pemberian oksigen atau aerasi dapat meningkatkan kualitas limbah menjadi lebih baik.

B. Anaerob

Pengolahan limbah minyak secara anaerob memanfaatkan mikroorganisme yang dapat mendegradasi bahan organik termasuk minyak dan lemak dalam kondisi sangat sedikit oksigen terlarut atau bahkan tidak terdapat oksigen. Proses degradasi tersebut akan menghasilkan metana dan karbondioksida. 

Keuntungan proses anaerob yaitu dapat menghasilkan energi dalam bentuk biogas, lumpur yang sedikit, tidak memerlukan lahan besar dan tidak membutuhkan energi untuk aerasi seperti pada aerob. Sedangkan kekurangannya adalah pertumbuhan mikroorganisme lebih lambat daripada mikroorganisme yang tumbuh secara aerob.

Sudah Paham Tentang Pengelolaan Limbah Minyak pada Industri?

Perkembangan industri makanan tidak hanya berdampak positif terhadap ketersediaan pangan bagi masyarakat, tetapi juga memiliki dampak negatif berupa hasil limbah, terutama limbah minyak yang dapat merusak lingkungan. Oleh karena itu, setiap industri wajib memiliki pengelolaan limbah cair yang tepat dan efektif.

Untuk memastikan pembuangan limbah cair lebih ramah lingkungan, Anda dapat mempercayakan pemasangan teknologi pengolahan limbah kepada PT. Tanindo Anugerah Nusantara. Tanindo sebagai jasa IPAL yang telah berpengalaman dalam menangani berbagai jenis pengolahan limbah. 

Dengan dukungan tenaga profesional dari jasa water treatment Tanindo serta peralatan yang canggih sesuai dengan standar baku mutu, maka Anda tidak perlu khawatir lagi akan dampak dari pembuangan limbah cair. Kelestarian lingkungan akan tetap terjaga sebagai bentuk dari komitmen kita bersama.

Tunggu apa lagi? hubungi kontak Tanindo sekarang!